Fondasi Konseling Efektif: 3 Keterampilan Dasar yang Perlu Dikuasai

Keterampilan dasar konseling penting untuk dimiliki oleh berbagai profesi seperti perawat, guru, pekerja sosial, psikolog, dan konselor. Namun, keterampilan ini sebenarnya bermanfaat bagi siapa pun — karena kemampuan untuk mendengarkan, memahami, dan merespons dengan empati dibutuhkan dalam setiap interaksi manusia.

Keterampilan dasar konseling yang baik membantu klien merasa didengar dan dipahami, sehingga menumbuhkan kepercayaan klien terhadap konselor. Kualitas hubungan yang baik antara konselor dan konseli ini menjadi fondasi penting untuk keberhasilan dalam memahami dan mendukung klien dalam menavigasi tantangan dan keluhan yang mereka miliki. 

Apa saja keterampilan dasar konseling?

Menurut Richard Nelson-Jones, keterampilan dasar konseling dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama, yaitu relating, understanding, dan changing skills. Ketiga kelompok ini membentuk alur proses konseling yang berkesinambungan, mulai dari membangun hubungan, memahami, hingga membantu konseli mencapai perubahan positif.

1.

Relating Skills

Relating skills berbicara tentang bagaimana konselor membina hubungan dengan konseli. Keterampilan ini mencakup: 

  • Attending 
    Attending artinya hadir secara penuh, memperhatikan dan mendengarkan kisah konseli secara aktif, baik isi maupun emosi di baliknya. 
  • Nonverbal communication
    Kemampuan dalam memahami dan merespon sinyal non verbal, seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada bicara yang memberikan petunjuk lebih terkait kondisi pikiran dan perasaan konseli. 
  • Respect and genuineness
    Menunjukkan penerimaan dan ketulusan selama proses konseling berlangsung. Sikap ini membantu menciptakan suasana aman dan suportif, sehingga hubungan terapeutik dapat tumbuh dengan alami.  Relating skills yang baik menciptakan hubungan yang aman, suportif, dan penuh empati, sehingga merasa diterima dan mau terbuka untuk membagikan isi hatinya. Keberhasilan membangun hubungan dan kepercayaan dengan konseli menjadi landasan bagi tahapan proses konseling selanjutnya.

2.

Understanding Skills

Understanding skills adalah keterampilan dalam membantu klien mengeksplorasi, menyadari, dan memahami pikiran, perasaan, serta pola perilaku yang mereka alami. Keterampilan ini mencakup:

  • Empati
    Empati penting untuk dimiliki konselor agar dapat memahami serta merasakan emosi dan perspektif konseli secara mendalam. Empati membuat klien merasa dipahami dan divalidasi,  sehingga klien cenderung lebih mau terbuka dan mengeksplorasi isu yang mereka miliki lebih jauh lagi.
  • Keterampilan bertanya
    Pertanyaan yang dirangkai dengan tepat dapat membantu klien merefleksikan pengalamannya, menumbuhkan insight, dan menjelajahi isu yang sedang dihadapi lebih jauh. Selain itu, keterampilan bertanya juga membantu konselor menggali informasi penting serta memahami sudut pandang dan makna di balik pengalaman klien, sehingga dapat memberikan dukungan yang sesuai. 
  • Reflecting
    Dengan keterampilan ini, konselor membantu klien mencerna pengalaman batin mereka dan mengembangkan self-awareness (kesadaran terhadap diri). Understanding skills membuat klien merasa benar-benar dipahami dan mulai mengenali pola pikir serta emosi mereka — langkah penting sebelum perubahan bisa terjadi.

3.

Changing Skills

Changing skills adalah keterampilan untuk mendorong klien bergerak menuju perubahan, mengembangkan cara baru dalam berpikir, merasa, dan berperilaku yang lebih adaptif. Keterampilan ini mencakup:

  • Goal setting dan action planning
    Setelah memahami klien dengan isunya, konselor berperan untuk membantu klien menetapkan tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dicapai, serta relevan terhadap klien tersebut. Selain itu, konselor juga menuntun klien menyusun langkah konkret untuk mencapai tujuan, termasuk mengevaluasi hambatan yang mungkin muncul sepanjang proses.
  • Challenging or Confronting
    Konselor perlu memiliki kemampuan untuk membantu klien mengenali kontradiksi antara kata, pikiran, dan tindakan mereka dengan empati, sehingga membuka ruang untuk perubahan.
  • Feedback
    Keterampilan ini memastikan proses konseling tidak berhenti di pemahaman, tetapi berujung pada perubahan nyata dalam kehidupan klien.

Apa kegunaan keterampilan dasar konseling?

Konselor atau psikolog yang menguasai keterampilan dasar konseling dapat membangun kepercayaan dan hubungan terapeutik yang kuat dengan klien. Hal ini mendukung terciptanya sesi konseling yang lebih efektif serta menghasilkan dampak positif bagi perkembangan klien. Selain itu, keterampilan ini juga membantu konselor meningkatkan kesadaran diri, mengelola bias pribadi, dan beradaptasi dengan kebutuhan klien yang beragam, sehingga mendorong pertumbuhan profesional yang berkelanjutan.

Keterampilan dasar konseling pada dasarnya bermanfaat bagi siapa pun, tidak hanya bagi konselor atau psikolog. Dengan keterampilan ini, seseorang dapat membangun lingkungan yang lebih empatik, suportif, dan terbuka. Beberapa manfaat keterampilan dasar konseling yang dapat dirasakan dalam bidang kerja apapun, antara lain:

1.

Komunikasi yang lebih efektif

Kemampuan untuk mendengarkan secara aktif, merespons dengan empati, dan mengekspresikan pikiran dengan jelas membantu memperlancar arus komunikasi. Hal ini mengurangi risiko salah paham dan memperkuat hubungan profesional di tempat kerja.

2.

Membangun kepercayaan dan kolaborasi

Sikap tulus, menghargai, dan terbuka menciptakan rasa aman bagi rekan kerja atau klien untuk berbagi ide dan perasaan. Kepercayaan yang terbangun mendorong kerja sama yang lebih baik dalam tim maupun dengan pihak eksternal. 

3.

Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

Pendekatan yang berlandaskan empati dan pemahaman mendalam membuat seseorang lebih sabar dan objektif dalam menghadapi konflik atau tantangan. Hal ini membantu menghasilkan solusi yang lebih kreatif.

4.

Meningkatkan kesejahteraan mental

Ketika seseorang merasa didengar, dipahami, dan dihargai, tingkat stres menurun dan kepuasan kerja meningkat. Lingkungan kerja pun menjadi lebih positif dan mendukung kesehatan mental seluruh anggota tim.


Tertarik belajar cara menjalankan sesi konseling dengan baik? 

Tabula saat ini menyediakan Workshop “Counseling Kickstart: Basic Counselling Skills and Motivational Interviewing” yang terbagi menjadi dua sesi, di 22 dan 29 November pk. 09.00 – 12.00 WIB. 

Yuk, daftarkan diri kalian melalui website tabula.id/basic-counselling atau klik poster dibawah ini.

Fondasi Konseling Efektif: 3 Keterampilan Dasar yang Perlu Dikuasai

Keterampilan dasar konseling penting untuk dimiliki oleh berbagai profesi seperti perawat, guru, pekerja sosial, psikolog, dan konselor. Namun, keterampilan ini sebenarnya bermanfaat bagi siapa pun — karena kemampuan untuk mendengarkan, memahami, dan merespons dengan empati dibutuhkan dalam setiap interaksi manusia.

Keterampilan dasar konseling yang baik membantu klien merasa didengar dan dipahami, sehingga menumbuhkan kepercayaan klien terhadap konselor. Kualitas hubungan yang baik antara konselor dan konseli ini menjadi fondasi penting untuk keberhasilan dalam memahami dan mendukung klien dalam menavigasi tantangan dan keluhan yang mereka miliki. 

Apa saja keterampilan dasar konseling?

Menurut Richard Nelson-Jones, keterampilan dasar konseling dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama, yaitu relating, understanding, dan changing skills. Ketiga kelompok ini membentuk alur proses konseling yang berkesinambungan, mulai dari membangun hubungan, memahami, hingga membantu konseli mencapai perubahan positif.

1. Relating Skills

Relating skills berbicara tentang bagaimana konselor membina hubungan dengan konseli. Keterampilan ini mencakup: 

  • Attending 
    Attending artinya hadir secara penuh, memperhatikan dan mendengarkan kisah konseli secara aktif, baik isi maupun emosi di baliknya. 
  • Nonverbal communication
    Kemampuan dalam memahami dan merespon sinyal non verbal, seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada bicara yang memberikan petunjuk lebih terkait kondisi pikiran dan perasaan konseli. 
  • Respect and genuineness
    Menunjukkan penerimaan dan ketulusan selama proses konseling berlangsung. Sikap ini membantu menciptakan suasana aman dan suportif, sehingga hubungan terapeutik dapat tumbuh dengan alami.  Relating skills yang baik menciptakan hubungan yang aman, suportif, dan penuh empati, sehingga merasa diterima dan mau terbuka untuk membagikan isi hatinya. Keberhasilan membangun hubungan dan kepercayaan dengan konseli menjadi landasan bagi tahapan proses konseling selanjutnya.

2. Understanding Skills

Understanding skills adalah keterampilan dalam membantu klien mengeksplorasi, menyadari, dan memahami pikiran, perasaan, serta pola perilaku yang mereka alami. Keterampilan ini mencakup:

  • Empati
    Empati penting untuk dimiliki konselor agar dapat memahami serta merasakan emosi dan perspektif konseli secara mendalam. Empati membuat klien merasa dipahami dan divalidasi,  sehingga klien cenderung lebih mau terbuka dan mengeksplorasi isu yang mereka miliki lebih jauh lagi.
  • Keterampilan bertanya
    Pertanyaan yang dirangkai dengan tepat dapat membantu klien merefleksikan pengalamannya, menumbuhkan insight, dan menjelajahi isu yang sedang dihadapi lebih jauh. Selain itu, keterampilan bertanya juga membantu konselor menggali informasi penting serta memahami sudut pandang dan makna di balik pengalaman klien, sehingga dapat memberikan dukungan yang sesuai. 
  • Reflecting
    Dengan keterampilan ini, konselor membantu klien mencerna pengalaman batin mereka dan mengembangkan self-awareness (kesadaran terhadap diri). Understanding skills membuat klien merasa benar-benar dipahami dan mulai mengenali pola pikir serta emosi mereka — langkah penting sebelum perubahan bisa terjadi.

3. Changing Skills

Changing skills adalah keterampilan untuk mendorong klien bergerak menuju perubahan, mengembangkan cara baru dalam berpikir, merasa, dan berperilaku yang lebih adaptif. Keterampilan ini mencakup:

  • Goal setting dan action planning
    Setelah memahami klien dengan isunya, konselor berperan untuk membantu klien menetapkan tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dicapai, serta relevan terhadap klien tersebut. Selain itu, konselor juga menuntun klien menyusun langkah konkret untuk mencapai tujuan, termasuk mengevaluasi hambatan yang mungkin muncul sepanjang proses.
  • Challenging or Confronting
    Konselor perlu memiliki kemampuan untuk membantu klien mengenali kontradiksi antara kata, pikiran, dan tindakan mereka dengan empati, sehingga membuka ruang untuk perubahan.
  • Feedback
    Keterampilan ini memastikan proses konseling tidak berhenti di pemahaman, tetapi berujung pada perubahan nyata dalam kehidupan klien.

Apa kegunaan keterampilan dasar konseling?

Konselor atau psikolog yang menguasai keterampilan dasar konseling dapat membangun kepercayaan dan hubungan terapeutik yang kuat dengan klien. Hal ini mendukung terciptanya sesi konseling yang lebih efektif serta menghasilkan dampak positif bagi perkembangan klien. Selain itu, keterampilan ini juga membantu konselor meningkatkan kesadaran diri, mengelola bias pribadi, dan beradaptasi dengan kebutuhan klien yang beragam, sehingga mendorong pertumbuhan profesional yang berkelanjutan.

Keterampilan dasar konseling pada dasarnya bermanfaat bagi siapa pun, tidak hanya bagi konselor atau psikolog. Dengan keterampilan ini, seseorang dapat membangun lingkungan yang lebih empatik, suportif, dan terbuka. Beberapa manfaat keterampilan dasar konseling yang dapat dirasakan dalam bidang kerja apapun, antara lain:

1. Komunikasi yang lebih efektif

Kemampuan untuk mendengarkan secara aktif, merespons dengan empati, dan mengekspresikan pikiran dengan jelas membantu memperlancar arus komunikasi. Hal ini mengurangi risiko salah paham dan memperkuat hubungan profesional di tempat kerja.

2. Membangun kepercayaan dan kolaborasi

Sikap tulus, menghargai, dan terbuka menciptakan rasa aman bagi rekan kerja atau klien untuk berbagi ide dan perasaan. Kepercayaan yang terbangun mendorong kerja sama yang lebih baik dalam tim maupun dengan pihak eksternal. 

3. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

Pendekatan yang berlandaskan empati dan pemahaman mendalam membuat seseorang lebih sabar dan objektif dalam menghadapi konflik atau tantangan. Hal ini membantu menghasilkan solusi yang lebih kreatif.

4. Meningkatkan kesejahteraan mental

Ketika seseorang merasa didengar, dipahami, dan dihargai, tingkat stres menurun dan kepuasan kerja meningkat. Lingkungan kerja pun menjadi lebih positif dan mendukung kesehatan mental seluruh anggota tim.


Tertarik belajar cara menjalankan sesi konseling dengan baik? 

Tabula saat ini menyediakan Workshop “Counseling Kickstart: Basic Counselling Skills and Motivational Interviewing” yang terbagi menjadi dua sesi, di 22 dan 29 November pk. 09.00 – 12.00 WIB. 

Yuk, daftarkan diri kalian melalui website tabula.id/basic-counselling atau klik poster dibawah ini.

Shopping cart

0
image/svg+xml

No products in the cart.

Continue Shopping